Berbagai kondisi atau masalah dimasyarakat baik yang belum datang, sedang dihadapi hingga masalah yang diwariskan turut menjadi andil dalam kehidupan berbangsa dan berbudaya kita, kita tahu masalah itu, seperti : korupsi, kemiskinan, kekerasan, kenakalan remaja, anak gizi buruk, banjir, climate change atau perubahan iklim, upaya tanggap darurat dalam bencana alam, kasus Reog Ponorogo dan tari Pendet hingga masalah budaya lainnya yang sampai sekarang belum terselesaikan serta pengaruh globalisasi dan westernisasi yang semakin berpengaruh di semua bidang kehidupan. Penulisan ini akan mengambil permasalahan tentang bagaimana pengaruh globalisasi terhadap kehidupan anak bangsa baik di kota maupun di pedesaan dan bagaimana akibatnya serta bagaimanakah kita sebagai anak bangsa yang nantinya menjadi pemimpin bangsa ini di masa depan menyelesaikannya ? ya salah satunya dengan bekal pendidikan dari bapak dan ibu guru kita, kita belajar dari Taman Kanak - Kanak hingga ke Perguruan Tinggi tidak hanya kewajiban kita sebagai manusia saja untuk belajar akan tetapi bagaimana kita bisa memanfaatkan bekal pendidikan tersebut, walaupun kita saat belajar malas-malasan, bandel tingkah laku kita hingga pelajaran yang diberikan oleh ibu - bapak guru kita, kita abaikan begitu saja. Ya mungkin dahulu kita banyak belum mengerti akan kegunaannya dan masih menikmati masa kanak - kanak kita yang penuh dengan segala macam permainan. Akan tetapi, sekarang kita sudah remaja dan bahkan sebentar lagi kita menjadi dewasa, nah sekaranglah kita harus mulai berangan angan memecahkan masalah tersebut, dari kita berangan angan hal yang kecil, seperti : bagaimana nih nanti masa depan kita ? misal : ah nanti aku mau jadi seorang pemain bulu tangkis yang hebat seperti Taufik Hidayat ah atau aku ingin jadi presiden ah. Ya semua angan - angan itu boleh kita impikan dan menjadi pemacu semangat kita buat belajar dan akhirnya kita berguna untuk bangsa Indonesia yang tercinta ini.
Kita tahu cita - cita harus ditempuh setinggi langit akan tetapi jangan sampai angan - angan kita itu terputus oleh perubahan budaya yang semakin modern ini. Di era globalisasi ini sudah banyak budaya leluhur kita yang hampir hilang dimakan zaman sebagai contoh kecil mengenai permainan yang identik dengan anak-anak, seperti : kita tahu dahulu saat kita masih kanak - kanak permainan tradisional masih sering kita lakukan bersama tanpa mengenal lelah dan bermain bersama tanpa mengenal perbedaan Suku Ras dan Agama Maupun Bangsa. Kita bermain berbaur satu sama lain dan dengan rasa yang amat senang dan bahagia, tetapi di zaman sekarang kita bisa lihat anak - anak di perkotaan permainan tradisional sudah hampir tiada dan digantikan dengan sebuah kecanggihan alat yang kian mengglobal dan dipenuhi dengan fasilitas yang semakin modern serta amat canggih seperti PSP, Play Station, Game Online dan permainan canggih lainnya, banyak orang tua anak yang berpikir jika mereka memainkan permainan tradisional sangat lelah untuk anaknya dan gengsi akan statusnya tapi banyak anak yang masih menginginkan permainan tradisional untuk memainkannya tetapi tidak boleh diijinkan oleh orang tuanya, mungkin pertama takut berbahaya ataupun gengsi akan permainan itu sendiri atau bahkan takut anaknya bergaul dengan anak yang tidak mampu dan sering kali anak yang tidak mampu itu diasumsikan anak jalanan atau anak yang liar, orang tuanya takut anaknya menjadi ikut - ikutan akan segala hal buruk yang mungkin anak itu lakukan. Tetapi memang tugas orang tua mengawasi anaknya baik dari seluruh perilakunya di masyarakat dan dilingkungan keluarganya tetapi anak itu harus secara tidak langsung diberikan kebebasan akan keinginannya untuk bermain, jangan selalu dikekang keinginnanya. Jika terus menerus dikekang malahan nanti akan terjadi pergolakan emosinal si anak tersebut, kita tahu bahwa pada umur kanak - kanak bermain adalah hal yang tepat dan wajib untuk perkembangan si anaknya baik emosional dan pikiran kreatifnya juga sangat bermanfaat untuk saling mengenal antar sesamanya dan menjadikan tempat untuk mengembangkan kecerdasan perilakunya.
Akan tetapi coba kita bayangkan dan perbandingkan dengan di pedesaan, anak-anak desa bermain secara tradisioanal dan masih menjunjung tinggi nilai kegotongroyongan dan kebersamaan. Mereka tidak bermain dengan permainan yang berbau teknologi, mereka hanya bermain dengan permainan yang telah bertradisi turun temurun antar generasi di desanya dan kebanyakan permainan tersebut banyak yang menggunakan dari bahan yang telah ada disekitarnya seperti permainan bola gebok bolanya bisa dari tumpukan sampah daun yang dibuat seperti bola dan diikat dengan kulit pohon lalu alur permainannya juga sederhana. Tetapi bukan dari permainannya yang kelihatan simple dan sederhana, banyak perilaku yang bisa kita ambil dari permainan tersebut dari nilai - nilai kegotongroyongan dan kebersamaan yang kuat serta adat istiadat dan tradisi yang selalu dijunjung erat. Mereka tidak bosan - bosannya bermain permainan tersebut bahkan selalu dikembangkan dan permainan baru pun muncul.
Dari kedua manfaat tersebut jika kita gabungkan menjadi satu maka akan menjadikan bangsa ini yang kuat dan tangguh di segala bidang. Maka oleh sebab itu dan sudah dijelaskan diatas kita harus bersatu di segala perbedaan yang terjadi, ya akhir lambat laun budaya kita yang akan hilang seperti kegotongroyongan menjadi tumbuh kembali dikarenakan persatuan tersebut dan persaingan teknologi yang sedang gencar-gencarnya diseluruh belahan dunia ini membuat kita bangsa menjadi lebih percaya diri dan kita pasti bisa mengikuti perkembangan teknologi yang terjadi.
Demikian penulisan dan pembahasan mengenai Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Anak Bangsa. Semoga bisa menjadi inspirasi dalam membangun negeri ini dan tetap semangat untuk bangsa Indonesia juga jangan pantang menyerah anak Indonesia dalam meraih cita-cita mu.
Bersatu kita padu bercerai kita runtuh.
Oleh : VERRY MARDIYANTO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentari ya.....