TUGAS MEREVIEW
MALAKAH PEMASARAN
INFORMASI
TENTANG MEREVIEW JURNAL
“NILAI
SUATU JASA BAGI PENGGUNA”
Studi
kasus di UPT Perpustakaan UMM
Perencanaan Peningkatan Kualitas Jasa Pelayanan
Perpustakaan Dengan
Metode Rekayasa Nilai
Di dalam sebuah lembaga informasi seperti perpustakaan
setidaknya mempunyai tujuan utama yaitu fokus terhadap kebutuhan pengguna baik
secara internal maupun eksternal dan melakukan perbaikan secara
berkesinambungan, sehingga untuk mendukung kegiatan tersebut perlu adanya
pemasaran informasi. Kegiatan tersebut tidak hanya berfokus pada produk atau
dengan kata lain bersifat tangible
melainkan pada jasa yang sifatnya intangible.
Menurut Harisanty (2012:1) Pemasaran informasi merupakan
fungsi manajemen yang bertanggung jawab mengidentifikasi, mengantisipasi, dan
memuaskan keinginan dan kebutuhan pengguna demi memungkinkan suatu organisasi
untuk menciptakan serta mendistribusikan produk-produk informasi yang
memberikan keuntungan. Kegiatan pemasaran tidak hanya sekedar mempromosikan
produk dari tangan produsen ke tangan
konsumen, akan tetapi pemasaran juga harus mengedepankan keinginan dan
kebutuhan yang di berikan ke pengguna sehingga pengguna tidak merasa bosan
terhadap produk jasa yang ditawarkan.
Menurut kotler dan keller (2006:25) menyatakan bahwa jasa
adalah aktivitas yang diasosiasikan dengan elemen intangibility (sesuatu yang
abstrak). Jasa merupakan sesuatu yang tidak nyata namun dapat dirasakan hasil
dan manfaatnya yang mampu memenuhi kebutuhan para pelanggan yang khususnya
dalam lingkup dunia perpustakaan disini adalah pengguna tau pemustaka yang
menggunakan berbagai layanan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Perpustakaan harus mempunyai sebuah komitmen untuk meningkatkan kualitas jasa
yang dimiliki dengan membuat inovasi yang kreatif dan membuat para pemustaka
nyaman dan puas terhadap jasa layanan yang di tawarkan oleh perpustakaan.
Setidaknya menurut Rangkuti (2002:21) ada dua faktor yang dapat mempengaruhi
kualitas jasa yaitu jasa diharapkan (Expected
Service) dan jasa yang dirasakan (Perceived Service).
Zeithaml,
Berry, dan Parasuraman (1985) dalam Dewi (2008) berhasil mengindentifikasi ada
lima kelompok karakteristik yang digunakan oleh pelanggan dalam mengevaluasi
kualitas jasa atau yang biasanya disebut dimensi jasa, yaitu:
1. Tangibles (bukti fisik), yaitu suatu penampilan fisik
yang membuat suatu layanan berlangsung dengan lebih baik meliputi fasilitas
fisik, perlengkapan, pegawai, dan saranan komunikasi.
2. Reliability (keandalan), yaitu seberapa jauh anda bisa
memenuhi apa yang anda janjikan atau tawarkan dengan segera, akurat,
terpercaya, dan memuaskan bagi
pelanggan.
3. Responsiveness (ketanggapan), yaitu kemampuan memenuhi
permintaan pelanggan dengan cepat dan tepat sesuai dengan perkembangan
lingkungan usaha.
4. Assurance (jaminan), yaitu kemampuan atau sumber daya
yang dimiliki yang akan menentukan kemampuan memenuhi apa yang ditawarkan atau
dijanjikan sehingga dapat menimbulkan kepercayaan tanpa menimbulkan karaguan
pelanggan terhadap pelayanan, yang mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para
staf; bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.
5. Empathy
(empati), yaitu upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan sang pelanggan.
Faktor yang menyebabkan kualitas jasa menjadi buruk,
menurut Fandy tjiptono (2002:85) dalam Mutiara (2008) ada beberapa faktor yang
dapat menyebabkan kualitas suatu jasa menjadi buruk, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1.
Produk
dan konsumsi yang terjadi secara simultan, yang merupakan salah satu karakteristik jasa yang paling
penting adalah jasa yang diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan
sehingga dalam memberikan jasa dibutuhkan kehadiran partisipasi
pelanggan/konsumen.
2.
Intensitas
tenaga kerja yang tinggi yang merupakan keterlibatan tenaga kerja yang intensif
dalam penyampaian jasa yang dapat menimbulkan masalah dalam kualitas.
3.
Dukungan
terhadap pelanggan internal yang kurang memadai.
4.
Kesenjangan
komunikasi, merupakan faktor yang esensial dalam kontrak dengan karyawan, bila
komunikasi kurang maka akan menimbulkan
penilaian serta persepsi yang negatif terhadap kualitas pelayanan. Sehingga
tidak dapat memenuhi informasi yang sesuai dengan keinginan pengguna.
5.
Memperlakukan
pelanggan dengan cara yang sama, pelanggan bersifat unik sehingga setiap orang
akan beda cara memperlakukannya sehingga perlu beragam cara memperlakukan
pelanggan dengan baik dan sesuai.
6.
Perluasan
dan pengembangan pelayanan secara berlebihan kadang membuat kualitas jasa dan
hasil yang diperoleh malah tidak berjalan optimal.
7.
Visi
bisnis jangka pendek dapat merusak kualitas jasa yang sedang dibentuk dalam
jangka panjang.
Di dalam sebuah study kasus yang ada di jurnal tentang
peningkatan kualitas jasa pelayanan perpustakaan dengan metode rekayasa nilai
di Universitas Muhammadiyah Malang. Di sini layanan merupakan sebuah ujung
tombak dari sebuah perpustakaan. Dapat dikatakan berhasil tidaknya
penyelenggaraan suatu perpustakaan tergantung dari layanan yang diberikan
kepada pengguna. Berbagai layanan perpustakaan yang telah diberikan kepada para
pengguna selama ini masih dirasa kurang optimal dan perlu ditingkatkan. Hal
tersebut seiring dengan banyaknya keluhan dari para pengguna. Sehingga dalam
upaya untuk fokus pelanggan dan senantiasa memberikan kualitas layanan yang
terbaik untuk UPT Pusat Perpustakaan Muhammadiyah Malang, untuk melakukan
perbaikan pada user division dan human resources management adalah salah
satu divisi yang biasanya serng dikomplain oleh para pengguna dan membutuhkan
peningkatan untuk memuaskan para pengguna. Pada penelitian ini penulis berupaya
untuk meningkatkan kualitas jasa pelayanan perpustakaan dengan mengambil solusi
dengan menggunakan metode rekayasa nilai. Rekayasa nilai sendiri merupakan
suatu metode untuk meningkatkan kualitas jasa pelayanan yang berbasis user oriented, artinya dengan tetap
berorientasi dan mengedepankan kepentingan dan kebetuhan pengguna. Peneliti
memilih UPT Perpustakaan Pusat Universitas Muhammadiyah Malang sebagai obyek
penelitian tersebut untuk ditujukan guna untuk memperoleh desain terbaik pada
bagian jasa pengguna dan bagian manajemen sumber daya manusia yang sesuai dengan
kepentingan dan keinginan para pengguna perpustakaan, serta untuk menganalisa
struktur biaya yang digunakan untuk setiap desain alternatif yang berguna untuk
meningkatkan nilai (value) jasa pada
UPT Perpustakaan Pusat UMM. Sehingga dari latar belakang diatas untuk
memperbaiki divisi jasa pengguna dan manajemen sumber daya untuk meningkatkan
kualitas layanan peneliti menggunakan metode rekayasa nilai. Rekayasa nilai
merupakan salah satu metode yang bisa
digunakan dalam usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan tetap
berpedoman pada kepentingan dan keinginan para pengguna atau customer.
Core, actual and
augmented product, Molecular Model, Core Service Peripheral Service,
Kembang jasa (Flower of Services)
adalah beberapa model nilai suatu jasa bagi pengguna, namun untuk studi kasus
yang ada di perpustakaan UMM tidak menggunakan model-model tersebut karena
tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk memperoleh desain alternatife
sistem pelayanan sistem pelayanan terbaik pada divisi jasa pengguna dan
manajemen sumber daya manusia. Dengan menggunakan metode rekayasa nilai ini
dirasa lebih efektif karena implementasi metode ini diterapkan pada tahap
perencanaan untuk menghasilkan penghematan yang sebesar-besarnya, bahkan jika
semakin lama penerapan dengan metode rekayasa nilai memiliki potensial
penghematan yang akan dicapai semakin kecil namun biaya yang digunakan untuk
melakukan perubahan akibat diterapkan dengan metode tersebut akan semakin
besar. Sehingga dari
beberapa identifikasi dan analisa dari masing- masing tahap pada metode
rekayasa nilai diperoleh solusi untuk divisi Jasa pengguna dan Management
Sumber Daya Manusia, pengembangan kualitas jasa dari perpustakaan UMM berupa:
perbaikan pada desian alternatif sistem pelayanan terbaik dan peningkatan nilai
jasa. Selain itu perlu dari masing- masing pihak perlu memahami karakteristik
dari jasa yang hanya bisa dirasakan dan diharapkan serta memahami dari dimensi
dari jasa tersebut diantaranya adalah empati terhadap para penggunanya, tanggap
terhadap kebutuhan penggunanya. Serta menberikan inovasi- inovasi dan kreatif
terhadap layanan yang ada dan tidak lupa dengan menerima keluhan pengguna adalah sumber perbaikan bagi
perpustakaan untuk tetap survive.