A.
Gambaran
Umum
a.
Pengertian
Arsip Foto
Arsip
foto merupakan arsip yang isi informasinya terekam dalam gambar statik berupa citra diam atau
tidak bergerak. Dalam foto tersebut apabila kita mencermati secara detail maka
kita dapat mengetahui apa isi informasi yang terekam dalam arsip foto tersebut.
Terkadang orang suka mengabadikan suatu peristiwa dalam foto, setelah sekian
lama maka foto tersebut yang akan bercerita tentang peristiwa yang sudah lalu.
Contohnya saja dalam praktek kelompok kami, ada foto tentang kerja sama UGM
dengan sebuah lembaga yang dibuat 10 tahun lalu, untuk dimasa sekarang maka
foto tersebut dikatakan sebagai arsip dan dapat dijadikan sebuah bukti yang
sangat akurat tentang kerja sama tersebut.
b.
Pola
Klasifikasi
Pola
klasifikasi arsip foto merupakan pola klasifikasi yang digunakan untuk membantu
dalam manuver, pengelompokan kartu dan
foto. Pola klasifikasi juga akan membantu dalam pengkodean dan juga penataan
arsip.
Pola
klasifikasi yang digunakan adalah pola klasifikasi sesuai standart
internasional, karena di indonesia
sampai saat ini masih belum memiliki pola klasifikasi arsip Audio Visual dan
arsip foto. Berikut contoh bagian-bagian yang ada dalam skema klasifikasi:
No
|
Main
|
Sub
|
1
|
OA
Official Archives
|
OD: Kerja sama Dalam
Negeri
OL: kerja sama Luar
negeri
OB: bantuan akademik
OJ: Kunjungan
Akademik
|
2
|
AM
Academic Archives
|
MS: seminar
MC: ceramah Akademik
MK:Kongres
MD: Promosi Doktor
MP: Pembukaan
Program/Unit Kerja
|
B.
Pelaksanaan
Praktik Arip Foto
a.
Alat
dan Sarana:
-
Kartu deskripsi: Kartu deskripsi atau kartu pembantu
sarana pencatatan data arsip dalam rangka pemberkasan dan penataan.
-
Alat tulis: Digunakan untuk melakukan pencatatan pada kartu deskripsi.
-
Paper clip: digunakan
untuk mengkaitkan kartu deskripsi dan arsip fotonya sehingga kartu deskripsi
dengan arsip fotonya tidak mudah terpisah.
-
Amplop: Amplop tempat
penyimpanan arsip foto dari kertas yang mempunyai kadar sasam rendah, biasanya
menggunakan kertas conqoerer dengan ukuran sesuai format fisik arsip dan bisa
juga lebih besar dari arsip foto tersebut.
-
Guid: Guide atau sekat
digunakan untuk memisahkan tiap arsip berdasarkan masalah. Guide tersebut
terdiri dari dua lidah, lidah yang
pertama atau depan sebagai main subject sedangkan lidah yang kedua sebagai sub
subject.
-
Rak Arsip: Rak
digunakan untuk menyimpan arsip foto yang telah dideskripsi dan dimasukkan ke
dalam amplop yang kemudian akan ditata di rak arsip tersebut.
-
Daftar Koleksi Arsip:
suatu daftar yang berisi identitas, deskripsi, transkripsi arsip yang telah
memberkas, ditata menurut filing sistem yang telah ditetapkan, dibuat diatas
dasar kartu pembantu sebagai sarana pengendalian arsip fisik dan informasi
arsip yang disimpan dan sebagai sarana penemuan kembali arsip dengan mudah dan
cepat.
b.
Prosedur
Praktik Arsip Foto
1.
Deskripsi
arsip foto
Deskripsi
merupakan kegiatan mengisi identitas foto kedalam kartu deskripsi. Kegiatan ini
dilakukan dengan melihat kliping yang memuat berita-berita koran, buku-buku
tentang pejabat-pejabat terdahulu. Sarana ini digunakan guna membantu proses
pendeskripsian pada unsur-unsur yang ada dalam kartu deskripsi dengan foto yang
bersangkutan.
Beberapa unsur dalam kartu
deskripsi yaitu:
1. No.
awal : Nomor yang terdapat
dibelakang foto.
2. Main : Kode yang termuat
dalam Main subjek Skema klasifikasi. Misal official
archives, maka kodenya OA.
3. Sub :
Kode sub subjek, misal OD, OL, OB dan lain-lain menurut subjek dalam foto.
4. No.
definitif : Nomor yang didapat
dari skema klasifikasii foto.
5. Nama
kegiatan : Kegiatan ditulis singkat
dan jelas.
6. Uraian
kegiatan : Uraian kegiatan dapat
tergambar dari objek-objek foto dan bantuan sarana lainya seperti kliping dan
buku-buku sejarah.
7. Tempat : Tempat terjadinya kegiatan
dalam foto
8. Tanggal : Tanggal terjadinya
kegiatan.
9. Warna/Hp.
Ukuran: Dapat diisi ukuranya saja, misal : 3x4
10.
Asal : Sumber foto, misal: Humas UGM
11.
Pemotret : Jika tidak ada, bisa diiabaikan.
12.
Kondisi : Kondisi forto jika baik, maka Baik,
Jika buruk maka kurang baik atau rusak.
2. Memberi kode
(Klasifikasi foto)
Setelah
melakukan deskripsi, kemudian selanjutnya adalah mengklasifikasikan foto
menurut subjek masalahnya. Misal subjeknya adalah pertemuan dari pihak
BAPENAS dengan dekan Fakultas Peternakan
serta rektor UGM untuk memberikan bantuan berupa sapi, maka kodenya adalah:
AF/OA.OB/1
Keterangan,
AF : Arsip Foto
OA :
Official Archives sebagai subjek
Masalah)
OB : Bantuan Akademik (sub masalah)
1 : No urut foto yang diolah
3. Manuver:
Setelah diberi kode klasifikasi,
kartu dan foto yang telah dijadikan satu menggunakan paper clip dimanuver / dikelompokan menurut klasifikasinya.
4.
Penomoran
/ Pengkodean
kemahasiswaan
|
Ospek dan penerimaan
|
a.
Pengkodean dalam kartu deskripsi
No Awal
|
Main : KM Sub: KO
|
No Definitif
|
Nama kegiatan
|
||
Uraian Kegiatan
|
||
Tempat
|
Asal
|
|
Tanggal
|
Pemotret
|
|
Warna/HP, Ukuran
|
Kondisi
|
b.
Pengkodean dibalik foto
no urut foto berdasarkan tanggal
|
AF/KM.KO/1
|
sub
|
main
|
arsip foto
|
c. Pengkodean di amplop
Pengkodean di amplop disesuaikan dengan pengkodean
dibelakang foto. Kode tersebut ditulis disebelah kanan amplop paling pojok.
Kode ditulis sesuai di belakang foto
Contoh:
AF/KM.KO/1
|
5.
Penataan
Arsip
Dilakukan dengan meletakan foto
kedalam amplop yang telah diberi kode klasifikasi tersebut dan diletakan
dibelakang guide yang telah disediakan menurut klasifikasi dan kodenya.
6.
Pembuatan
Daftar Arsip Foto
Setelah semua selesai ditempatkan,
lalu dibuatkan Daftar Arsip Foto. Daftar ini merupakan sarana yang akan
membantu dalam penemuan kembali arsip foto.
Dalam daftar memuat beberapa unsur
yang ada seperti berikut:
C.
Kesimpulan
Kesinambungan antara penyampaian teori
dengan praktek yang aplikatif terasa dalam penyajian mata kuliah pengelolaan
arsip audio visual ini. Terlebih lagi ditunjang dengan berberapa media yang representative, tentunya hal tersebut sangat
berdampak pada mahasiswa untuk memperkaya khasanah keilmuannya. Lebih jauh
lagi, beberapa langkah yang ada dipraktikum terasa penting karena hal ini
berkaitan dengan aplikasi kerja nyata yang belum diterasa saat penyampaian
teori di ruang kuliah.
Terkiat untuk pengelolaan foto, beberapa
aspek terlihat menjadi sangat vital peranannya yang mencakup fungsi dan
kegunaannya. Pola klasifikasi, prosedur pengelolaan, dan sarana alat merupakan
sumber daya utama dalam menjalankan fungsi primer tata kelola informasi yang
bersumber pada kaset. Kecermatan sekaligus ketekunan menjadi modal utama dalam
menyongkong SDM untuk menerapkan good
governance dalam bidang arsip audio visual, khususnya arsip foto.
Keberagaman informasi yang tersaji
menjadi beberapa
jenis arsip kaset maupun foto menunjukan bahwasanya media untuk penyampaian
suatu informasi tidak hanya terbatas pada sarana yang bersifat konvensional
saja. Labih jauh lagi, komputerisasi maupun perluasan networking menjadi
penting peranannya saat era globalisasi menunjukan trend-nya. Beberapa sector
pemerintahan dan swasta
mulai menggalakan diberlakukannya peperless
yang berorientasi pada sarana yang bersifat audio visual.
Editan Kesimpulan Untuk Bagian
Arsip Foto
Lalu kesimpulan diatas
dimasukkan dalam Bab Penutup > Kesimpulan
D.
Kesimpulan
Kesimpulan: Arsip foto jika tidak dikelola maka akan
percuma saja, isi informasi yang terkandung didalamnya tidak dapat digambarkan
dalam tulisan. Selain sebab itu sudut pandang pembaca dalam melihat arsip foto
berbeda-beda oleh karena itu arsip foto harus dijabarkan oleh pengolah arsip
foto ini agar sudut pandang informasi yang didalamnya dapat dijelaskan sesuai
dengan kenyataan yang terjadi pada waktu foto itu dipotret.
Metode pengolahan dalam praktik ini cukup mudah hanya
saja faktor pendukung serpeti laporan, artikel, makalah dan sumber lainnya yang
menggambarkan arsip ini harus ada jika tidak ada maka dapat menggunakan langkah
wawancara terhadap siapa pencipta arsip itu baik itu perorangan ataupun
lembaga.
Pengolahan arsip ini dilakukan sesuai dengan prosedure
pada arsip universitas, cara tersebut meliputi: Deskripsi foto-klasifikasi
foto-manuver-penomoran/pengkodean-penataan arsip-pembuatan daftar arsip dan
ditambah dengan pola klasifikasi yang sudah ada juga alat dan bahan dalam
melakukan pengelolaan arsip foto tersebut.
Selain beberapa kesimpulan tersebut dalam pengolahan
arsip foto ini juga dapat memberikan gambaran hidup suatu instansi dari masa ke
masa dan untuk yang akan datang juga mempunyai wujud nilai yang berbeda dari
tekstualnya, oleh karena itu harus dilakukan pengolahan agar tidak
terbengkalai.
Saran: Dalam melakukan pengolahan pada praktiknya harus
didukung dengan keberadaan dokumen pendukungnya, maka oleh karena itu jika kita
ingin mengolah arsip foto sebaiknya seketika itu dicetak ke dalam kertas foto dan
langsung diberi gambaran singkat berupa deskripsi agar dalam pengolahan yang
dilakukan dapat dengan mudah sehingga ketika foto itu sudah hilang informasinya
dapat dilakukan pengolahan sebagaimana mestinya.
Sangat membantu sekali :D
BalasHapusSangat membantu sekali :D
BalasHapusMari gerakkan Sadar Arsip
Terima Kasih telah mengunjungi blog saya. Mari digerakkan. Selalu Semangat.
BalasHapusini ada sumber bukunya tidak ya
BalasHapusOuh ada mba Gita... sumbernya dari praktik di lapangan. hasil observasi kelompok, tugas semasa kuliah D3 Kearsipan
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusijin copy buat tugas
BalasHapusSiap Pak Agus.. silahkan disedot....
BalasHapus