Jumat, 02 Juni 2017

BRANDING PERPUSTAKAAN DENGAN METODE ETNOGRAFI

Halooo kawands semua, pembaca yang mampir di blog sini atu sekedar hanya mencari informasi seputar ilmu kearsipan dan ilmu lainnya yang saya posting ini.


Pada postingan kedua kali ini dalam hasteg #KIMV #teams2kelasb2017 ini, saya akan membahas sedikit dari branding... Branding, ngebranding dari sebuah lembaga perpustakaan. Branding yang saat ini identik pada sebuah produk atau sebuah nomenklatur instansi umpamanya ya memperkenalkan barang atau lembaga dengan metode pemasaran... metode strategi pemasaran saat ini, baik itu pemasaran online atau pemasaran offline yang saat ini dengan cara door to door atau selembaran pamflet dan brosur. Jadi pemasaran informasi dengan strategi marketer marketer saat ini masih dalam seputar memasarkan barang dan jasa nya tanpa melihat struktur dari perilaku dan kontekstual masyarakat sekitar. Memang sedikit di bahas dalam beberapa aspek pendukung pemasaran, namun itu tidak detail. Masih dalam konsep yang umum dan strategi pemasaran saat ini identik pada gimana sih barang itu terjual dan laku di pasaran, akhirnya laba yang tercapai.

Nah untuk kali ini saya mencoba membahas sedikit branding perpustakaan dengan menggunakan metode etnografi. Apa itu etnografi? Bisa gak sih di pakai untuk branding branding?
Pengertian etnografi dari sumber wikipedia indonesia... yaitu ini sebagai berikut ini:
Etnografi (Yunani ἔθνος ethnos = rakyat dan γραφία graphia = tulisan) adalah strategi penelitian ilmiah yang sering digunakan dalam ilmu sosial, terutama dalam antropologi dan beberapa cabang sosiologi[1], juga dikenal sebagai bagian dari ilmu sejarah yang mempelajari masyarakat, kelompok etnis dan formasi etnis lainnya, etnogenesis, komposisi, perpindahan tempat tinggal, karakteristik kesejahteraan sosial, juga budaya material dan spiritual mereka [2]. Etnografi sering diterapkan untuk mengumpulkan data empiris tentang masyarakat dan budaya manusia. Pengumpulan data biasanya dilakukan melalui pengamatan partisipan, wawancara, kuesioner, dll. Ilmu ini bertujuan untuk menjelaskan keadaan masyarakat yang dipelajari (misalnya untuk menjelaskan seseorang, sebuah ethnos) melalui tulisan.[3] Dalam biologi, jenis studi ini disebut "studi lapangan" atau "laporan kasus", keduanya digunakan sebagai sinonim umum untuk "etnografi".[4]

Bagaimana branding perpustakaan dengan pendekatan atau dalam kajian metode etnografi ini.
pertama yang dilakukan oleh pengelola perpustakaan selaku manajer pengelola informasi, yaitu memahami kebutuhan pengguna.. selanjutnya detail dari kebutuhan pengguna itu apa saja. Nah jika perpustakaan yang dikelola adalah perpustakaan perguruan tinggi, seperti yang saya kerjakan di perpustakaan perbanas pusat dan perbanas bekasi maka kebutuhan pengguna yang mereka butuhkan itu apa saja. Branding yang berawal dari kebutuhan pengguna. Dalam studi etnografi yang menyasar pada perilaku dari penggun asecara detail dan dekat maka harus dianalisis terlebih dahulu. Ketika konsumen pengguna sudah dapat diamati apa yang mereka perlukan, apa yang merea suka dari perpustakaan maka dapat dilakukan branding sesuai dengan yang mereka inginkan. Ingat perpustakaan sebagai tempat umum tidak hanya pada segilintir saja yang menikmati, melainkan berbagai level kelompok manusia menikmati perpustakaan sebagai tempat untuk belajar, rekreasi dan pengembangan diri seseorang. Branding di perpustakaan melalui pendekatan etnografi ini tidak hanya melihat apa yang mereka suka saja melainkan detail dari bagaimana mereka menyukai produk dari perpustakaan ini. Misalkan dalam konteks lokasi perpustakaan dengan ruangan dingin, nyaman dan bebas. Bebas ini dalam hal mau apa saja di perpustakaan seperti minum, makan dan tidur bisa dilakukan (tapi masih dalam konteks norma kesopanan yang berlaku).

Selanjutnya hubungan antara individu dengan pengelola. Membangun hubungan baik antara perpustakaan yang dapat diwakilkan oleh pengelola perpustakaan dengan individu yang datang ke perpustakaan. branding personal perpustakaan menggambarkan apa yang ada di perpustakaan namun berkaitan dengan orang yang terlibat di perpustakaan, bisa yang terlibat adalah pengunjung perpustakaan atau atasan dari perpustakaan. ketika hubungan vertikal dan horisontal terbangun di dalam perpustakaan, langkah untuk branding perpustakaan dengan gaya etnografi bsia dilakukan. Etnografi yang menyasar keadaan masyarakat yang dipelajari melalui tulisan ini cocok diterapkan pada setiap perpustakaan karena pembelajaran dari membaca dan menulis maka konsumen dapat diberikan kritik dan saran yang membangun untuk perpustakaan dengan sarana tulisan pada kuisioner di kotak saran. (bersambung....)

Nah sekali lagi, gaya branding etnografi masih awalan dalam tulisan pada bagian ni. Akan dijelaskan detail dan contoh aplikatifnya pada penjelasan postingan berikutnya. Postingan ketiga pada hesteg #KIMV dan #teams2kelasb2017.


PENGUMUMAN
Pengumuman untuk pembaca setia di blog ini akan ada lomba mengenai tebak kata.. tebak teka teki endatar dan horisontal yang berisikan materi informasi pada postingan ke 1, 2,3 dan sampai 6 di hasteg #KIMV dan #teams2kelasb2017. Tunggu informasinya pada postingan berikutnya ya kawands... Hadiah berguna untuk lebaran 2017 ini... langsung dikirim ketika sehari setelah pengumuman tanggal pemenang.


Salam untuk selalu branding perpustakaan dengan berbagai gaya....

Kritik dan Saran silahkan komentar di kolom postingan ini...
Terima Kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentari ya.....