Minggu, 05 Februari 2012

Sistem Informasi Geografi (SIG)

Deskripsi Proses Spasial dan Model Data

     Permukaan bumi dapat dianggap sebagai suatu kontinum spasial temporer dengan pola ruang yang selalu berubah atau berbeda-beda dalam perkembangannya karena waktu yang terus berjalan. Perubahan tersebut dapat meliputi pada perkembangan penutupan vegetasi, proses geologi, proses demografi, perkembangan tata guna lahan dan sebagainya. Hal ini merupakan hasil tekanan interaksi yang disebabkan dan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, dan akan menuju suatu pola spasial karakteristik wilayah di mana akan berubah karena waktu. Dalam proses perubahan dapat dikelompokkan menjadi dua kelas utama, yaitu:
1. Kelas pertama merujuk pada proses dengan suatu karakteristik lapangan misalnya kekuatan tekanan interaksi merupakan suatu fungsi posisi dan pola hasil yang dapat juga diungkapkan dalam istilah posisi tergantung nilai lapangan.
2. Kelas kedua bahwa proses didasarkan pada tingkah laku objek (interaksi spasial), pola hasil seperti suatu proses dapat diungkapkan oleh distribusi spasial dan keadaan objek.
     Dalam masyarakat SIG penyajian perangkat lunak (software) SIG menekankan pengguna untuk menyajikan kembali ruang geografi dalam bentuk elemen spasial diskrit seperti poligon, segmen garis dan atau sel raster dan lain-lain.

Perkembangan Perangkat Sistem Informasi Geografi (SIG)

     Pengetahuan mengenai SIG (Sistem Informasi Geografi) merupakan suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras, perangkat lunak dan data untuk mendayagunakan sistem penyimpanan, pendinian, manipulasi, analisis dan penyajian hasil seluruh bentuk informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan. Ciri-ciri data spasial adalah: 1) Memiliki geometri properti seperti koordinat dan lokasi; 2) Terkait dengan aspek ruang seperti kota, kawasan, pembangunan; 3) Berhubungan dengan semua fenomena yang terdapat di bumi, misalnya data, kejadian, gejala atau objek; 4) Dipakai untuk maksud-maksud tertentu, misalnya analisis pemantauan ataupun pengolahan. Dengan bantuan teknologi inderaja dapat diperoleh informasi masalah kelautan yang dapat mendukung data tematik maupun geometri, di mana merupakan bagian dari sistem informasi geografis. Hal ini diharapkan membantu nelayan dalam rangka efisiensi operasi penangkapan ikan, begitu juga perbedaan karakteristik massa air laut terutama gelombang arus laut dapat dihindari kecelakaan kapal laut dalam pelayarannya.

Daftar Pustaka

Atmadipoera, A.S. dan Wahyudi, Y. (1998). Teknologi Inderaja untuk Pengamatan Arus Lintas Indonesia (Arlindo). Dalam: Remote Sensing & GIS Yearbook 98/99. p. 27-35.

Hendiarti, N. dkk. (1998). Pemberdayaan Sumber Daya Lingkungan Laut dengan Teknologi Inderaja. Dalam: Remote Sensing & GIS Yearbook 98/99. p. 236-243. 

Molenaar, M. (1998). An Introduction to the Theory of Spatial Object Modelling for GIS. London : Taylor & Prancis.

Nugroho, H.D. (2007). Peranan Metadata untuk Penyusunan Basis Data SIG Instansi Kelautan. HTTP://www.dishidros.or.id/ARTIKEL_HARIS.htm [akses 4-3-2007].

Schowengerdt, R.A. (1997). Remote Sensing: Models and Methods for Image Processing. San Diego: Academic Press.

Simarmata, J. (2006). Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Sinar Harapan, (2002). Indonesia Butuh Teknologi Pemetaan Andal: Sengketa Sipadan-Ligitan Mestinya Tak Perlu Terjadi. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0207/24/ipt01.html [akses 5-4-2007].

2 komentar:

  1. saya tertarik dengan pembahasan ini. ilmu tentang pengolahan informasi menjadikannya dinamis. berkaitan dengan satu sama lain. seperti halnya GIS ini.

    BalasHapus
  2. #keren kan guys... like and komen ya...
    Terimakasih telah berkunjung ke blog saya

    BalasHapus

komentari ya.....