Senin, 10 Februari 2014

PERPUSTAKAAN DIGITAL DAN PERKEMBANGANNYA “Paper Tentang Perkembangan Perpustakaan Digital di Internasional dan Indonesia Dari Tahun ke Tahun”

A.      PENDAHULUAN

Pada era informasi abad ini, teknologi informasi dan komunikasi atau ICT (Information and Communication Technology) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan global (Subrata, 2009:1). Kehidupan global tersebut membuat lembaga di pemerintahan termasuk lembaga perpustakaan berlomba untuk mengintegrasikan ICT guna membangun dan memberdayakan sumber daya manusia berbasis pengetahuan teknologi agar dapat bersaing dalam era global. Persaingan ini memberikan dampak positif bagi lembaga untuk menuju era informasi digital yang perkembangannya semakin cepat seiring waktu berjalan.
Perpustakaan saat ini telah berkembang sedimikian pesatnya sesuai perkembangan zaman. Perkembangan perpustakaan dalam beberapa periode ini telah banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi. Hamim (2012:73) mengemukakan bahwa perpustakaan sebagai salah satu “aktor” yang berperan dalam pengumpulan, pengolahan dan pendistribusian informasi mau tidak mau harus berhadapan dengan apa yang dinamakan teknologi informasi ini.  Jika perpustakaan tertinggal atau tidak mengalami perkembangan kemajuan dengan adanya perkembangan informasi tersebut, maka perpustakaan akan ditinggalkan oleh masyarakat karena perpustakaan dianggap sebagai sebuah lembaga yang ketinggalan zaman, kuno dan tidak berkembang seperti pada lembaga pemerintah lainnya yang sudah berkembang sebelum perpustakaan.
Teknologi informasi di perpustakaan merupakan bagian dari tolak ukur kemajuan dan modernisasi dari sebuah perpustakaan, baik itu perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan perguruan tinggi maupun perpustakaan sekolah. Hal ini sejalan dengan apa yang menjadi tuntutan dari masyarakat yang memang sudah mengerti akan segala macam bentuk teknologi Iinformasi. Seiring dengan adanya kabar terbaru ini bahwa World Summit of Information Society (WSIS) yang menjadi Action Plan UNESCO menargetkan pada tahun 2015 sebagian besar penduduk dunia harus memiliki akses terhadap informasi yang berbasis Teknologi Iinformasi dan Komunikasi (TIK).
Dengan adanya gejala dan permasalahan serta fenomena inilah membawa dampak kepada apa yang disebut dengan Layanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi dan komunikasi (ICT). Perkembangan ICT ini akhirnya melahirkan sebuah perpustakaan berbasis komputer. Perpustakaan berbasis komputer seerti ciri adanya automasi perpustakaan dan akhirnya terdapat apa yang disebut perpustakaan digital (Digital Library). Perpustakaan digital secara ekonomis lebih menguntungkan dibandingkan dengan perpustakaan tradisional. Chapman dan Kenney (Subrata 2009), mengemukakan empat alasan yaitu: institusi dapat berbagi koleksi digital, koleksi digital dapat mengurangi kebutuhan terhadap bahan cetak pada tingkat lokal, penggunaannya akan meningkatkan akses elektronik dan nilai jangka panjang koleksi digital akan mengurangi biaya berkaitan dengan pemeliharaan dan penyampaiannya.

B.       PERPUSTAKAAN
Definisi perpustakaan di masyarakat awam belum begitu familiar oleh karena itu banyak anggapan masyarakat awam memandang perpustakaan seperti gudang penyimpan buku. Oleh karena itu, masyarakat jarang ke perpustakaan. Sosialisasi kepada masyarakat awam mengenai perpustakaan sebaiknya perlu di tinjau ulang agar pandangan mengenai perpustakaan yang dari perpustakaan hanya sebagai gudang namun menjadi perpustakaan sebagai jendela ilmu dan informasi. Banyak definisi mengenai perpustakaan yang dapat dimengerti oleh masyarakat pada umumnya namun masyarakat awam memandang perpustakaan hanya sebagai tempat membaca buku, padahal banyak kegiatan belajar yang dapat dilakukan di perpustakaan. Definisi-definisi perpustakaan menurut berbagai pandangan dapat digambarkan sebagai berikut ini:
Menurut Random House Dictionary of the English Language, perpustakaan adalah suatu tempat yang berupa sebuah ruangan atau gedung yang berisi buku-buku dan bahan-bahan lain untuk bacaan studi maupun rujukan. Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual (Sulistyo, Basuki:1991). Secara lebih umum, Yusuf dan Suhendar (1:2005) menyatakan bahwa perpustakaan adalah suatu tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengelolaan dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset. tape recorder, video, komputer dan lain-lain.
Dari beberapa pengertian diatas dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa perpustakaan adalah sebuah unit organisasi nirlaba yang bertujuan sebagai pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya, di mana didalamnya terdapat banyak sumber bahan pustaka baik cetak maupun non cetak yang dapat diakses dan dimanfaatkan oleh para penggunanya. Di era sekarang ini perpustakaan tidak bisa di pandang sebelah mata karena dapat digambarkan sebagai suatu urat nadi bagi suatu instansi pemerintahan, organisasi pendidikan dan lembaga pemerintah juga lembaga swasta. Hal itu mengapa bisa terjadi? karena perpustakaan kini tidak lagi hanya menjadi tempat menyimpan dan mencari buku, tetapi perpustakaan kini menjadi sumber tempat mencari informasi. Dari perpustakaan kita dapat mencari informasi mulai dari yang bersifat ilmiah, semi ilmiah, populer, sejarah, cerita-cerita fiksi hingga informasi yang bersifat aktual dan tempo.

C.      PEPRUSTAKAAN DIGITAL
1.         Hakikat Perpustakaan Digital
Istilah perpustakaan digital itu sendiri digunakan sekitar tahun 1994 sebagaimana diuraikan Harter (1997) dalam Chisenga (2003), penggunaan istilah perpustakaan digital secara relatif dapat ditelusuri dalam tahun 1994 melalui pembentukan Digital Libraries Initiative (DLI) yang didanai bersama oleh National Science Foundation, Advanced Research Projects Agency dan National Aeronautics and Space Administration di Amerika. Perpustakaan Digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan obyek informasi yang mendukung akses objek informasi tesebut melalui perangkat digital (Sismanto, 2008). Lesk (dalam Pendit, 2007) memandang perpustakaan digital secara sangat umum sebagai mata-mata kumpulan informasi digital yang tertata. Arms (dalam Pendit, 2000) memperluas sedikitnya dengan menambahkan bahwa koleksi tersebut disediakan sebagai jasa dengan memanfaatkan jaringan informasi. Selain istilah perpustakaan digital (Digital Library) terdapat juga istilah lain seperti Electronic Library, Virtual Library, Cyber Library, dan lain sebagainya dimana semua itu memiliki makna yang sama yaitu perpustakaan yang memiliki koleksi dalam bentuk digital dan dapat diakses oleh para pengguna dimanapun dan kapanpun.
Perbedaan “perpustakaan biasa” dengan “perpustakaan digital” terlihat pada keberadaan koleksi (Subrata, 2009:5). Koleksi digital tidak harus berada di sebuah tempat fisik, sedangkan koleksi biasa terletak pada sebuah tempat yang menetap, yaitu perpustakaan. Perbedaan kedua terlihat dari konsepnya. Konsep perpustakaan digital identik dengan internet atau komputer, sedangkan konsep perpustakaan biasa adalah buku-buku yang terletak pada suatu tempat. Perbedaan ketiga, perpustakaan digital bisa dinikmati pengguna dimana saja pengguna itu berada dan dengan tanpa terbatasnya waktu, sedangkan pada perpustakaan biasa pengguna menikmati di perpustakaan dengan jam-jam yang telah diatur oleh kebijakan organisasi perpusakaan tersebut.
National Information Standards Organization (NISO, 2007) dalam karyanya berjudul: A Framework of Guidance for Building Good Digital Collections menguraikan komponen-komponen utama yang diperlukan sebagai standar pengembangan perpustakaan digital. Ada empat jenis kriteria yang harus menjadi pokok utama, yaitu:
a.       Collection (organized groups of object), dengan prinsip-prinsip pengembangannya sebagai berikut:
1)      Diwujudkan berdasarkan pada kebijakan pengembangan koleksi yang jelas.
2)      Koleksi sebaiknya dideskripsikan.
3)      Dipelihara sepanjang waktu.
4)      Tersedia secara luas.
5)      Menghormati hak atas kekayaan intelektual.
6)      Memiliki mekanisme.
7)      Koleksi interoperable.
8)      Terintegrasi dengan alur kerja yang ada dalam institusi.
9)      Berkelanjutan sepanjang waktu.
b.      Object (digital materials) prinsip-prinsip yang dapat dijadikan pedoman:
1)      Eksis dalam format yang mendukung penggunaan yang diinginkan.
2)      Bisa dipelihara dimana obyek tidak akan menimbulkan rintangan dan dapat diakses setiap saat.
3)      Bermakna dan berguna di luar konteks lokal, mudah dipindahkan, bisa digunakan kembali, dan dapat dipertukarkan.
4)      Ditandai dengan identifier yang tetap dan bersifat unik.
5)      Dapat diautentifikasi.
6)      Memiliki metadata berkaitan.
c.       Metadata (information about objects and collection), prinsip-prinsip yang dapat digunakan:
1)      Metadata sesuai dengan standar komunitas.
2)      Mendukung interoperability.
3)      Menggunakan authority control dan standar konten
4)      Mencakup tentang pernyataan tentang syarat- syarat penggunaan obyek digital.
5)      Mendukung pemeliharaan dan preservasi jangka panjang terhadap obyek dalam koleksi.
d.      Initiatives (programs or project to create and manage collections), prinsip-prinsip yang dapat diterapkan:
1)      Memiliki desain dasar dan komponen perencanaan.
2)      Memiliki staf yang sesuai dengan keahlian yang diperlukan untuk mencapai sasaran.
3)      Mengikuti best practices untuk manajemen proyek.
4)      Memiliki komponen evaluasi.
5)      Memasarkan dan menyebarluaskan informasi tentang proses dan hasil proyek kepada pemangku kepentingan.

D.      PERKEMBANGAN PERPUSTAKAAN DIGITAL
1.      Sejarah Perpustakaan Digital
Lahirnya konsep dan ide mengenai perpustakaaan digital sebenarnya sudah ada sejak tahun 1945 yaitu tepatnya pada bulan juli 1945, dimana istilah dan ide tersebut dicetuskan oleh Vannevar Bush. Pada saat itu beliau mengeluhkan penyimpanan informasi manual yang menghambat akses terhadap penelitian yang sudah dipublikasikan. Untuk itu, beliau mengajukan ide untuk membuat catatan dan perpustakaan pribadi (untuk buku, rekaman/dokumentasi dan komunikasi) yang termekanisasi. Selama dekade 1950-an dan 1960-an keterbukaan akses terhadap koleksi perpustakaan terus diusahakan oleh peneliti, pustakawan, dan pihak-pihak lain, tetapi teknologi yang ada belum cukup menunjang.
Baru pada awal 1980-an fungsi-fungsi perpustakaan telah diotomasi melalui perangkat komputer, namun hanya pada lembaga-lembaga besar mengingat tingginya biaya investasi. Misalnya pada Library of Congress di Amerika yang telah mengimplementasikan sistem tampilan dokumen elektronik (electronic document imaging systems) untuk kepentingan penelitian dan operasional perpustakaan. Pada awal 1990-an hampir seluruh fungsi perpustakaan ditunjang dengan otomasi dalam jumlah dan cara tertentu. Fungsi-fungsi tersebut antara lain pembuatan katalog, sirkulasi, peminjaman antara perpustakaan, pengelolaan jurnal, penambahan koleksi, kontrol keuangan, manajemen koleksi yang sudah ada dan data pengguna. Dalam periode ini komunikasi data secara elektronik dari satu perpustakaan ke perpustakaan lainnya semakin berkembang dengan cepat.
Pada tahun 1994, Library of Congress mengeluarkan rancangan National Digital Library dengan menggunakan tampilan dokumen elektronik, penyimpanan dan penelusuran teks secara elektronik dan teknologi lainnya terhadap koleksi cetak dan non-cetak tertentu. Pada September 1995, enam universitas di Amerika diberi dana untuk melakukan proyek penelitian perpustakaan digital. Penelitian yang didanai NSF/ARPA/NASA ini melibatkan peneliti dari berbagai bidang, organisasi penerbit dan percetakan, perpustakaan-perpustakaan dan pemerintah Amerika sendiri. Proyek ini cukup berhasil dan menjadi dasar penelitian perpustakaan digital di dunia.
2.      Perkembangan Perpustakaan Digital
Salah satu strategi untuk pengembangan perpustakaan adalah melalui pengembangkan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT base), hal ini sesuai dengan perkembangan dunia perpustakaan bahwa perkembangan mutakhir di bidang perpustakaan adalah perpustakaan digital. Wahono (2006) berpendapat bahwa perkembangan dunia perpustakaan dimulai dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri dari kumpulan koleksi buku tanpa katalog, kemudian perpustakaan semi modern yang menggunakan katalog. Perkembangan mutakhir adalah perpustakaan digital yang memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan media jaringan komputer (internet).
Konsep dan ide perpustakaan digital pun dari tahun ke tahun mulai mengalami perkembangan seiring dengan beragamnya kebutuhan akan informasi oleh masyarakat. Berbagai macam aplikasi perpustakaan digital yang telah ada dan dikembangkan secara terus menerus, guna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama para pengguna perpustakaan. Konsep dan ide tersebut berkaitan dengan berbagai faktor, seperti faktor layanan publik yang menjadi prioritas utama dan program unggulan pemerintah di bidang perpustakaan.  Berikut aplikasi-alplikasi perpustakaan digital di lihat dari sudut perkembangannya:
a.       Greenstone Digital Library (GSDL)
Salah satu aplikasi dari perpustakaan digital adalah Greenstone Digital Library (GSDL). “Greenstone is a suite of software for building and distributing digital library collections. It provides a new way of organizing information and publishing it on the Internet or on CD-ROM. Greenstone is produced by the New Zealand Digital Library Project at the University of Waikato, and developed and distributed in cooperation with UNESCO and the Human Info NGO. It is open-source, multilingual software, issued under the terms of the GNU General Public License. Read the Greenstone Factsheet for more information”. (http://www.greenstone.org/). GSDL tersebut merupakan perangkat lunak yang bersifat “open-source” dan bertujuan untuk membangun, merawat dan mendistribusikan koleksi perpustakaan secara digital baik secara on-line maupun off-line (Tafqihan, 2010:105). Pengembangan GSDL ini melalui Proyek Pengembangan Perpustakaan Perpustakaan Digital New Zealand (New Zealad  Digital Library Project) di bawah koordinasi Ian H. Witten dari University of  Walikoto New Zealand pada tahun 2004, atas kerja sama dan dukungan dari UNESCO, serta The Human Info NGO, Belgia. Software ini terus diupayakan penyempurnaannya dan penyebarannya ke seluruh dunia secara gratis.  
Pengoperasian sistem GSDL ini bisa dilakukanpada Sistem Operasi Linux dan Windows dengan source code-nya berupa Perl (Linux), VCC++ dan Perl (Windows), serta Java. Karena sifatnya yang open source inilah, maka sofware ini dapat dimodifikasi untuk kembangkan lebih lanjut. Tahun 2007 muncul versi untuk Windows dan versi untuk Linux. Besar byte Greenstone DLS Windows versi 3.02 kurang lebih 32 MB. Program ini dapat diinstal dan dijalankan pada komputer sistem standalone, sistem jaringan intranet atau internet. Greenstone sangat mudah diinstal, dijalankan dan tampilannya dapat diubah sesuai kebutuhan dengan menggunakan teks HTML dan Javascript. 
b.      Ganesha Digital Library (GDL)
            Perpustakaan digital juga merambah ke indonesia, dimana pada awal itu yang menerapkan konsep dan ide perpustakaan digital tersebut antara lain seperti beberapa perpustakaan perguruan tinggi. Walaupun masih merupakan hal yang relatif baru, lembaga-lembaga akademik terutama perguruan tinggi merespon lebih cepat mengenai ide dan konsep perpustakaan digital. Dengan tuntutan akan kebutuhan informasi oleh civitas akademika terutama para mahasiswa akhirnya diwujudkanlah proses digitalisasi tersebut yang kemudian melahirkan suatu konsep dan ide perpustakaan digital tersebut. Banyak beberapa perpustakaan perguruan tinggi sekitar tahun 90-an yang telah membuat perpustakaan digital, antara lain seperti ITB, ITS. Pada saat itu perpustakaan ITB menggunakan aplikasi yang bernama Genesha Digital Library (GDL).
            Ganesha Digital Library (GDL), sama seperti Greenstone yang merupakan perangkat lunak yang ditunjukkan untuk pengelolaan perpustakaan digital. Tafqihan (2010:109) mengemukakan bahwa project GDL merupakan upaya sukarela yang dikembangkan oleh tim Knowledge Management Reseach Group (KMRG) Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan tujuan untuk memanfaatkan modal intelektual (intelectual capital) dari civitas akademika ITB yang meliputi artikel, jurnal, tugas akhir, thesis, disertasi, hasil penelitian, expertise directory dan lain-lain.
            Awal munculnya GDL ini sekitar tahun 1998, akan tetapi hanya dioperasikan sebatas lingkungan ITB yang dimana sebagian besar koleksinya terdiri atas laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, proceeding dan grey literature. Project dari GDL tersebut awalnya adalah bertujuan untuk mengelola (knowledge management) dan saling berbagi ilmu pengetahuan (knowledge sharing), agar ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh civitas ITB seperti mahasiswa, dosen, peneliti, dan staff lainnya dapat dapat dimiliki kembali oleh ITB serta agar dapat dimanfaatkan secara lebih luas. Akhirnya terdapat solusi yaitu dengan mengumpulkan, mengorganisasikan, menyimpan secara elektronik dan menyebarkannya ke lingkungan yang membutuhkan.
            Sekitar tahun 2000 akhirnya muncul GDL untuk versi umum, dimana dimulai dari GDL versi 3. GDL versi 3 tersebut dapat menampung ilmu pengetahuan dalam format apapun. Berbagai macam jenis file yang dapat ditampun oleh GDL versi 3 tersebut antara lain, teks, suara, gambar, peta, maupun video. Tafqihan (2010, 1090) mengemukakan format file yang ditampilkan pada GDL ini berupa metadata yang merupakan informasi data ilmu pengetahuan yang berasal dari konversi dari media cetak dan analog ke dalam file gambar berupa file JPG dan GIF, dan untuk multimedia berupa file MP3, Real Media, AVI dan ASF.
            Baru-baru ini terdapat GDL versi 4.2 yang merupakan pengembangan dari GDL versi 3. Beberapa perguruan tinggi telah menerapkan GDL versi 4.2 ini salah satunya adalah Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dimana pada perpustakaan tersebut GDL ini memang khusus dibuat untuk mengupload file-file digital.  Pengguna dapat  mendownload file dengan format teks, baik itu untuk dibaca di komputer ataupun dicetak di kertas. Selain itu pengguna juga dapat belajar misalkan bahasa asing, mendengarkan pidato, ceramah dan lain sebagainya dengan mendengarkan multimedia suara yang pernah diadakan sebelumnya. Serta video-video dapat juga dilihat dari komputer yang telah terhubung ke GDL bagian multimedia video.
c.       Senayan Library Information Management System (SLIMS)
            Perkembangan-perkembangan perpustakaan digital tentunya juga semakin berkembang dari tahun ke tahun dari yang dulunya aplikasi yang hanya dapat untuk mengelola file digital namun kini aplikasi-aplikasi untuk automasi perpustakaanpun juga dapat mengelola file digital salah satunya seperti Senayan Library Information Management System (SLIMS). SLIMS merupakan suatu Open Source Software (OSS) berbasis web untuk memenuhi kebutuhan automasi perpustakaan (library automation) skala kecil hingga skala besar dalam (Manual Senayan Library Information Management System).  Keunggulan SENAYAN  lainnya adalah multi-platform, yang  artinya bisa  berjalan secara  native  hampir di semua Sistem Operasi yang  bisa menjalankan bahasa  pemro- graman PHP dan RDBMS MySQL. SENAYAN sendiri dikembangkan di atas platform GNU/Lin- ux dan berjalan  dengan baik di atas platform lainnya seperti  Unix *BSD dan Windows. Banyak perpustakaan-perpustakaan yang menerapkan aplikasi ini baik itu perpustakaan perguruan tinggi, umum, sekolah maupun perpustakaan khusus.
Berikut merupakan perkembanagn dari SLIMS sendiri dari tahun-ketahun:
13 Maret 2008             Portable Senayan 3.0 (based on senayan3 stable1)
21 Maret 2008             Portable Senayan 3.1 (based on senayan3 stable2)
24 Maret 2008             Portable Senayan 3.2 (based on senayan3 stable3)
1 Juni 2008                  Portable Senayan 3.3 (based on senayan3 stable4)
18 Agustus 2008         Portable Senayan 3.4 (based on senayan3 stable5)
21 September 2008     Portable Senayan 3.5 (based on senayan3 stable6)
13 Januari 2009           Portable Senayan 3.6 (based on senayan3 stable7)
14 Maret 2009             Portable Senayan 3.7 (based on senayan3 stable8)
7 April 2009                Portable Senayan 3.8 (based on senayan3 stable9)
22 Juli 2009                 Portable Senayan 3.9 (based on senayan3 stable10-Patch1)
17 Oktober 2009         Portable Senayan 3.10 (based on senayan3 stable11)
24 November 2009     Portable Senayan 3.11 (based on senayan3 stable12)
24 Maret 2010             Portable Senayan 3.12 (based on senayan3 stable13-patch2)
24 Maret 2010             Portable Senayan 3.13 (based on senayan3 stable14/Seulanga)
2011 – sekarang          Senayan3-Stable15/Matoa
2012                            Meranti
2013                            Cendana
Perkembangan perpustakaan digital pun terutama dalam hal sistem aplikasi yang digunakan sebenarnya masih banyak lagi dan bahkan dari tahun ketahun akan terus mengalami perkembangan seiring perkebangan teknologi dan informasi yang semakin berkembang. Perpustakaan digital yang di lihat dari sudut pandang perkembangan aplikasi mempunyai tingkatan yang lebih cepat berkembang daripada perkembangan sumber daya manusia. Perkembangan sistem aplikasi yang mengikuti sumber daya manusia terjadi di negara-negara maju namun di Indonesia yang terjadi adalah sistem yang diikuti oleh sumber daya manusia. Hasil dari tersebut maka sumber daya manusia harus selalu update terhadap sistem baru mengenai perpustakaan digital.
  
DAFTAR PUSTAKA

Arianto, M. Solikhin & Subhan, Ahmad. 2012. Isu-isu Pengembangan Perpustakaan   Digital di Indonesia. Jurnal FKP2T, 4(1): 57-67.
Darmono. 2007. Perpustakaan Sekolah : Pendekatan Manajemen dan Tata Kerja. Jakarta: Grasindo.
Hamim, M. 2012. Migrasi Data Base dari CDS/ISIS ke SLIMS. Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan, 4(1): 73-93.
Lasa, HS. 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gramedia.
Rodhin, Roni. 2012. Internet Dalam Konteks Perpustakaan. Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan, 4(1): 1-19.
Sri Restanti, Anisa. 2012. Solusi dan Strategi Perpustakaan Menghadapi Para Digital Native. Jurnal FKP2T, 4(1): 52-56.
Subrata, Gatot. 2009. Perpustakaan Digital. Artikel Pustakawan Universitas Negeri Malang.
Tafqihan, Zuhdy. 2010. Membandingkan Greenstone Digital Library (GSDL) dan Ganesha Digital Library (GDL). Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan, 2(1): 105-114.
Wicaksono, Hendro. 2012. Manual Senayan Library Information Management System.

Internet:
http://perpustakaan.kemdiknas.go.id/perpusdiknas/?page_id=109   di akses tanggal 02 Oktober 2013, pukul 18.30.
http://library.um.ac.id/images/stories/pustakawan/kargto/Perpustakaan%20Digital.pdf di akses tanggal 01 Oktober 2013, pukul 19.45.
http://eprints.rclis.org/10449/1/Perpustakaan_digital.pdf   di akses tanggal 01 Oktober 2013, pukul 20.15.
http://www.pnri.go.id/iFileDownload.aspx?ID=Attachment%5CMajalahOnline%5CUmmi_Rodliyah_Perpust_Digital.pdf   di akses tanggal 01 Oktober 2013, pukul 20.37.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/27642/Komalasari,%20rita_MEMBANGUN%20PERPUSTAKAAN%20DIGITAL.pdf   di akses tanggal 01 Oktober 2013, pukul 21.00.
http://misra.blog.ugm.ac.id/files/2009/06/kompetensi-pustakawan-di-era-perpustakaan-digital1.pdf   di akses tanggal 01 Oktober 2013, pukul 21.15.
http://www.ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2006/09/romi-otomasiperpustakaan-15september2006.pdf   di akses tanggal 01 Oktober 2013, pukul 21.45.
http://www.fppti-jatim.or.id/public/images/stories/uwm1012/wiratna.pdf                                             di akses tanggal 01 Oktober 2013, pukul 22.30.
http://www.fppti-jatim.or.id/public/images/stories/uwm1012/imas.pdf                                                 di akses tanggal 01 Oktober 2013, pukul 22.45.

Di tulis dan Di susun Oleh:

Hendrik P                                          071311623003
Ach. Nizam Rifqi                              071311623009
Verry Mardiyanto                             071311623012

ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN                                              
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK                          
UNIVERSITAS AIRLANGGA    
2013

2 komentar:

  1. Thank you, very useful and helpful information. Do not forget to visit the site http://library.gunadarma.ac.id/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas kunjungannya ya mba Azka... kunjungi juga ya di digilib.perbanas.id
      Salam....

      Hapus

komentari ya.....